Strategi Dakwah Nabi Muhammad Periode Makkah dan Madinah

PENDAHULUAN


A.LATAR BELAKANG

    Sejarah islam dimulai pada tahun 610 M, saat pertama kali Nabi Muhammad menerima wahyu.pada waktu itu beliau adalah satu-satunya muslim di dunia,satu-satu nya umat beriman . pada tahun 622 H ,nabi hijrah dari mekkah ke Madinah. Disana beliau membangun negara islam . tetapi luas nya sangat terbatas,hanya terdiri atas beberapa bagian dari kota kecil Madinah ,sementara bagian yang lebih besar di kuasai oleh suku bangsa yahudi dan orang-orang arab yang belum memeluk agama islam.[1]

     Nabi wafat sebelas tahun setelah itu ,garis batas kekuasaan islam sudah meliputi satu juta mil persegi. hanya dalam waktu kurang dari 1 abad ,islam berkembang mencapai afrika bagian utara hingga spanyol diujung barat dan dari spanyol hingga perbatasan china di timur. 

    Sampai sekarang masih dapat dilihat sisa-sisa pengaruh islam di tempat-tempat yang jauh dari Madinah itu. Seperti budapes,masjid tegak berdiri bangunan muslim,yaitu : “Gul Baba “ ,ditepi sungai Danube. Di prancis banyak menara-menara gereja dengan ukiran arab di permukaan batu-batuan nya,sisa peninggalan abad ke-8 M, ketika prancis bagian selatan merupakan daerah eropa yang dikuasai khalifah dari Damascus.

    Sebagian orang arab pecaya bahwa allah yang artinya tuhan, adalah tuhan yang juga dipuja oleh orang-orang yahudi dan nasrani. Namun bangsa arab sadar bahwa allah tidak pernah menurunkan wahyu kitab kepada mereka meskipun diwilayah mereka tedapat tempat suci yang telah berdiri sejak ribuan tahun sebelum itu.mereka merasa rendah diri jika berhadapan dengan kaum yahudi dan nasrani yang dikirimkan allah kepada mereka para rasul beserta wahyu dan kitab –Nya.

    Keadaan ini berubah pada malam ke 17 bulan ramadhan, ketika nabi Muhammad terbangun dari tidunya di gua hira dan merasakan kehadiran malaikat jibril utusan allah untuk menyampaikan wahyu kepadanya. Malaikat merangkulnya dalam pelukan yang ketat sehingga. nafasnya menjadi sesak. namun setelah rasulullah menerima wahyu kedua yaitu “Q.s asy syuraa (26):214-216”, yang menjelaskan tugasnya atas dirinya, mulailah beliau secara sembunyi sembunyi menyeru keluarga dan sahabat sahabat terdekat untuk meninggalkan agama berhala. Setelah tiga tahun rasulullah melakukan dakwahnya secara sembunyi sembunyi barulah rasulullah melakukan dakwahnya secaa terang terangan.




PEMBAHASAN



A. PERINTAH LANGSUNG DARI ALLAH UNTUK BERDAKWAH

    Nabi Muhammad yang diperintah kan langsung untuk mengikuti nabi Ibrahim A.S sebagaimana terbaca dalam surah An Nahl ayat 125 kini diperintahkan lagi untuk mengajak siapapun aga mengikuti pula prinsip-pinsip ajaran bapak para nabi dan pengumandang tauhid itu.

    Ayat ini mengatakan wahai Muhammad, serulah yakni lanjutkanlah usahamu untuk menyeru seruan yang engkau sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan tuhanmu yakni ajaran islam dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka yakni siapapun yang menolak atau meagukan ajaran islam dengan cara yang terbaik. Itulah tiga cara bedakwah yang hendaknya engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam tingkat dan kecendrungannya, jangan hiraukan cemoohan, atau tuduhan –-tuduhan tidak bedasar kaum musyrikin serahkan urusanmu dan urusan mereka pada Allah,karna sesungguhnya tuhanmu yang selalu membimbing dan bebuat baik kpada mu dialah sendirri yang mengetahui dari siapapun yang menduga tahu tentang siapa yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan dialah saja juga yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga mendapat petunjuk.

      Ayat ini dipahami oleh sebagian ulama sebagai tiga macam metode dakwah Rasulullah 
SAW yang harus disesuaikan dengan sasaran dakwah.terhadap cendakiawan yang memiliki pengetahuan tinggi diprintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni bedialog dengan kata kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian mereka, terhadap kaum awam , diperintahkan untuk menetapkan mau’izhah yakni membrikan nasehat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan tingkat pengethuan mereka yang sederhana.sedang terhadap ahlul kitab dan penganut agama agama lain yang diperintahkan adalah jidal atau perdebatan dengan cara tebaik yaitu dengan cara logika dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan dan umpatan.[2]





B. TAHAPAN DAKWAH RASULULLAH SAW DALAM MENYEBARKAN AGAMA ISLAM



a. Dakwah Rasulullah secara sembunyi sembunyi

      Sesudah Rasulullah menerima wahyu kedua yang menjelaskan tugas akan 
dirinya,mulailah beliau secara sembunyi sembunyi menyeru keluarganya yang tinggal dalam satu rumah dan sahabat sahabat tedekat beliau, seorang demi seorang,agar mereka meninggalkan agama berhala dan hanya menyembah allah yang maha esa.maka yang mula mula iman kepada nya ialah isteri beliau sendiri yakni Siti Khatijah, disusul putera pamannya yang masih amat muda Ali Bin Abi Thalib dan Zait Bin Haritsah,budak beliau yang kemudian menjadi anak angkat beliau.

     Setelah itu lalu beliau menyeu Abu Bakar Siddiq,seorang sahabat qarib yang tlah lama begaul dengannya dan Abu Bakar pun segera beriman dan memeluk agama islam.

      Dengan perantaraan abu bakar, banyak oang yang memeluk agama islam,antara lain ialah:Utsman Bin Awan, Zubair Bin awwam,Saa’d Bin Abi waqash,Abdurrahman Bin Au, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarah,Arqam bin Abil Arqam, fatimah binti Khathab (adik Umar Bin Khathab) beserta suaminya Said bin Zaid Al ‘Adawi. Dan beberapa penduduk makkah lainnya dari khabilah Quaisy.Mereka diberi gelar “As Sabiqunal ‘Awwalun “ atinya oang oang yang masuk islam tedahulu.

    Mereka ini mendapat gemblengan dan pelajaran tentang agama islam dari Rasulullah tersendiri ditempat yang tersembunyi dirumah Arqam bin Abil Aqam di kota makkah.


b. Dakwah Rasulullah secara terang terangan.

    Setelah tiga tahun lamanya rasulullah berdakwah secara sembunyi sembunyi kemudian turunlah firman Allah dalam surah As-syuraa ayat 214-216 yang bebunyi:

Artinya :
“Dan berilah peringtaan kepada kerabat kerabatmu yang terdekat. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang orang yang mengikutimu,yaitu orang oang yang beiman. Jika mereka menduhakaimu maka katakanlah:sesungguhnya aku tidak betanggung jawab apa yang telah kamu kerjakan.”

   Ayat ini mengajarkan rasulullah dan umatnya agar tidak mengenal pilih kasih hati kemudahan kepada keluarga dalam hal pembeian peringatan. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika turun ayat wa andzi ‘asyikatal aqrabina (ayat 214) Rasulullah memulai dakwahnya kepada keluarga serumahnya kemudian kepada keluaga yang terdekat yakni mereka adalah bani hasyim Dan bani muthalib lalu nabi memberikan peringatan kepada mereka secara terang terangan.hal ini menyinggung perasaan kaum muslimin karena merasa terabaikan sehingga allah menurunkan ayat selanjutnya sebagai peintah untuk juga memperlihatkan kaum muslimin lainnya. Langkah petama yang dilakukakan Rasulullah adalah dengan mengundang keluarga bani hasyim.

1. Pertemuan pertama

     Rasulullah memulai dakwahnya secara terang-terangan dengan mengundang keluaga bani hasyim untuk berkumpul di kaki bukit shaa. beikut adalah kutipan narasi dakwah nabi Muhammad saw kepaa keluarga bani hasyim, “bagaimana pendapat mu jika dibelakang gunung ini ada sepasukan kuda musuh yang akan menyerang kalian,apakah kalian mempercayai ku?” mereka yang hadir menjawab “ya,kami percaya ,kami tidak pernah mendapati engkau bahwa engkau penah berdusta.” Lalu Nabi saw berkata “sesungguhnya aku ini pemberi peringatan kepada kalian akan siksaaan tuhan yang teramat pedih.” Tiba tiba Abdul Uzza (Abu Lahab) berteiak menghentikan pembicaraan Nabi saw seraya berkata “celakalah kamu hai Muhammad.apakah hanya untuk ini kamu mengumpulkan kami semua ?” lalu ia mengambil batu dan hendak melemparkannya kepda nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad memilih diam dan menutup pembicaaannya seraya berkata “sama sekali aku belum penah melihat seseorang yang datang para keturunan orang tuanya dan kaumnya yang lebih keji dari pada apa yang kau pelihatkan itu” kemudian pada saat itu allah menurunkan wahyunya yang berbunyi “binasalah kedua tangan Abu lahab “ Q.s Al –Lahab ayat 1.

     Sambil marah-marah Abu Lahab terus menghampiri Nabi Muhammad,”jika apa yang dikatakan Muhammad itu benar,maka aku tebus darinya harta benda ku dan anakku” sejak itu Allah menuunkan wahyu yang berbunyi “Tidaklah berguna darinya (Abu Lahab ) harta bendanya dan segala usahanya “(Q.s Al-Lahab :2) Abu Lahab terus menerus mencerca nabi Muhammad sehingga petemuan akbar itu menjadi kacau.kaenaikan kondisi Nabi Muhammad membehentikan pertemuan penting itu.

   Usai pertemuan,sebagian kerabat Nabi saw menyesalkan sikap dan peilaku buruk Abu lahab.mereka meminta Nabi untuk mengadakan pertemuan untuk kedua kalinya. Adapun permintaan mereka agar abu lahab tidak diberi tahu tidak dapat dipenuhi oleh Nabi dengan pertimbangan bahwa dakwah islam wajib disampaikan secara menyeluruh.

2. Pertemuan kedua

     Pada hari yang telah ditentukan Nabi saw mengatakan pertemuan kedua dikaki bukit shaa seluruh kaum quaisy diundang untuk menghadiri pertemuan termasuk abu lahab yang datang dengan sikap angkuh. Dihadapan keluarga besar bani hasyim nabi saw berkata “Demi Allah jika aku akan berdusta kepad manusia ,sungguh aku tidak berdusta kepada kalian dan jika aku suka menipu manusia tentulah aku tidak akan sampai hati menipu kalian. Demi Alllah yang tidak ada tuhan selain dia,sesungguhnya aku ini adalah utusan allah kepada kalian khususnya dan kepada seluruh umat manusia umumnya.sungguh kalian akan mati sebagaimana kalian tidur dan sungguh kalian akan hidup kembali sebagaimana kalian bangun sewaktu tidur,sungguh kalian akan menerima balasan yang adil,yang baik akan dibalas dengan kebaikan dan yang jahat akan dibalas dengan kejahatan. sesungguhnya pembalasan itu berupa kenikmatan di surga dan kesengsaraan dineraka selamanya.”

     Kemudian Nabi saw bersabda , “Demi allah wahai keturunan abdul muthalib!tidak ada seoang pemuda yang datang kepada kaum yang lebih utama dari pada apa yang telah aku datangkan kepada kalian sesungguhnya kau telah datang kepada kalian dengan membawa kabar urusan dunia dan akhirat. hai sekalian kaum quraisy, hendaklah kalian menyelamatkan diri dari api neraka karena sesungguhnya aku tidak mampu sedikitpun di hadapan Allah suatu saat nanti untuk menyelamatkan kalian. sesungguhnya aku ini hanya menyampaikan peringatan yang nyata kepada kalian dihadapan siksa tuhan yang amat pedih kelak.hai keturunan ka’ab bin luay,hendaklah kalian menyelamatkan drii dari pada neraka! Hai segenap ketuunan murrah bin ka’ab, keturunan hasyim,keturunan abdul manap,keturunan abdusy syams,keturunan keturunan zuhra,ketuunan abdul muthalib,ketuunan abbas bin abdul muthalib,shapiyyah (bibi nabi Muhammad),fatimah (anak perempuan nabi ) hendaklah kalian menyelmatkan diri dari api neraka.!karena sesungguhnya tidak mampu sedikitpun bagi kamu kelak dihadapan Allah. sesungguhnya aku ini tidak mempunyai kekuasaan untuk berbuat manafat dan mudharat untuk kamu dihadapan allah swt kelak.’’

    Jumlah yang hadi pada petemuan tesebut sekitar 40 sampai 45 orang, pada saat nabi menyampaikan seruannya para hadirin terdiam membisu termasuk abu lahab yang wajahnya memerah padam menhaan amarah.setelah nabi selesai berdakwah sebagian yang hadir mulai beranjak dari tempat duduk masing masing dan akhirnya satu persatu mulai meninggalkan tempat pertemuan.hanya sebagian kecil saja yang tetap bergeming menanti selesainya petemuan.

        Tiba tiba abu lahab bersuara keras dan kasar “hai keturunan abdul muthalib demi Allah dan demi latta dan uzza ! sunggu Muhammad itu jahat !coba kalian menariknya !tariklah tangan muhammad itu kesini ! tangkaplah Muhammad itu ! kamu hendaknya melarang dia berkata kata sepeti itu !lebih baik dia dipenjarakan saja sebelum dia ditangkap dan dipenjarakan oleh bangsa lain! lebih baik sekarang dia ditangkap dan dipenjarakan ! dia adalah orang muda yang telah berubah ingatannya !jka kalian mengikuti dia kalian akan menjadi orang yang hina dan jika kalian mengikuti dia kalian akan menjadi bangkai kalian akan diperang bangsa lain kelak!”

      Abu lahab benar benar naik pitam,sementara bibi nabi Muhammad saw,shapiyyah binti abdul muthalib (saudara perempuan abu lahab ) menegur abu lahab “oh saudara laki laki ku, apakah sangkaan mu kepada anak saudara laki lakimu itu sudah sepantasnya demikian?baikkah kiranya kamu berkata kata semaumu ? demi allah! Tidaklah para kepala agama agama dahulu telah memberitakankepada kita bahwa dari keturunan abdul muthalib itu akan ada seorang yang berpangkat Nabi dan Rasul Allah ? dan oang itu tidak lain dan tidak bukan, Muhammad ada nya.” 

     Abu lahab kian menjadi kesal mendengar perkataan shapiyyah lalu berteriak triak sehinga membuat pertemuan menjadi kacau,ribut, dan gaduh karena tejadinya perbantahan antara saudara dengan saudara.kemudian pertemuan itu dihentikan oleh Nabi muhammad saw.



C. BERDAKWAH KEPADA MASYARAKAT DI MEKKAH.

    Langkah dakwah selanjutnya yang dilakukan Nabi Saw adalah menyerukan dakwah kepada khlayak masyarakat luas, sampai lapisan tingkat bawah sampai atas. sayap dakwah pun diperluas tidak sebatas panduduk makkah saja,namun meluas sampai kepada penduduk arab . disamping itu, orang-orang yang datang ke makkah dari berbagai penjuru negri untuk tujuan mengerjakan haji, juga tak luput menjadi objek dakwah nabi Muhammad dan kaum muslimin.

    Setelah dakwah secara terang terangan dilakukan, pada tokoh dan pemimpin quraisy mulai beusaha menghalangi dakwah nabi saw dengan berbagai cara. semakin bertambahnya pengikut Nabi saw membuat semakin keras perlawanan kaum kafir quraisy terhadap kaum muslimin. ketika perjalanan dakwah membahayakan keselamatan Nabi muhammad memutuskan untuk mengungsikan para pengikutnya ke negri lain yang aman.

      Pengungsian pertama adalah hijrah ke negri habsyiah (ethopia) dengan alasan raja negri itu adalah raja yang adil. ekspedisi hijrah petama ini dilakukan oleh sepuluh orang laki-laki dan lima belas orang perempuan. hijrah ini disebut dalam buku buku sejarah islam dengan nama hijratul ula (hijrah pertama). Mereka berangkat dari mekkah pada permualaan rajab tahun ke lima dari tahun kenabian. sesampainya di negri habsyiah mereka diterima dan diberi penghormatan yang baik kepada raja najasyi dan rakyat nya.

      Setelah 3 bulan menetap dihabasyiah, mereka kembali ke makkah pada pertengahan bulan syawal tahun kelima setelah kenabian. kondisi Nabi saw dan pengikutnya di makkah semakin memprihatinkan karena kaum quraisy mengucilkan mereka dan bani abdul muthalib yang mendukung dakwah Nabi saw. kaum quraisy memboikot seluruh orang oang beriman dan keluarga nabi saw dari beragam interaksi social sehingga mereka mngalami masa-masa yang sulit. sehingga nabi Muhammad memutuskan untuk mengungsikan kaum muslimin kembali ke habasyiah.

   Pemboikotan yang terjadi dimakkah berlangsung selama tiga tahun. selama itu nabi saw dan pengikutnya tetap melakukan dakwah ditempat pengasingan. kebebasan berdakwah mulai mereka rasakan pada saat musim haji tiba karena selama musim haji kaum musyrikin quraisy memberlakukan larangan berbuat aniaya kepada siapa pun sehingga orang-orang beriman yang dikucilkan bisa keluar dari pengasingan dan melakukan aktivitas dengan leluasa. Nabi dan kaum muslimin memanfaatkan kesempatan baik ini untuk menyerukan dakwah kepada para peziarah dari luar kota mekkah untuk melaksanakan ibadah haji.

a. Kaum nasrani najran (yaman) masuk islam.

       Setelah masa pemboikotan berakhir, Nabi Saw dan kaum Muslimin kembali menjalani kehidupan seperti sebelum terjadi pemboikotan, meskipun gerakan dakwah mereka tak luput dari ganguan kaum musyirikin. Sebulan pasca pemboikotan, tepatnya setelah sepuluh tahun kenabiaan,Nabi saw menerima dua puluh orang utusan dari Najran yang beragama Nasrani. Mereka diutus untuk mencari informasi mengaenai sosok Nabi Muhammad saw yang mereka dengar telah mengaku sebagai rasul dan membawa ajaran baru. Mereka ingin memastikan apakah Muhammad SAW benar seorang rasul .Mereka datang kerena di Najran mereka mendengar berita yang disiarkan oleh umat islam yang hijrah ke negeri Habasyah bahwa nabi atau rasul Allah yang pernah diberitahukan (dinobatkan) dalam kitab suci mereka (injil) telah dibangkitkan di kota mekkah dan telah menyiarkan seruaannya di tengah-tengah bangsanya. Setibanya mereka di kota Mekkah, diam-diam mereka mencari Nabi Muhammad SAW. Selang beberapa hari kemudian,mereka akhirnya berhasil bertemu Nabi Muhammad saw di dalam masjid. Kemudian mereka duduk bersama-sama di hadapan Nabi saw dan bercakap-cakap serta menyampaikan beberapa pertanyaan kepada Nabi saw. Para pembesar Quraisy menyaksikan dari tempat pertemuan mereka di sisi kanan dan kiri Ka’bah .Utusan dari Najran meneliti dan memperhatikan benar-benar sifat-sifat dan kepribadian Nabi saw . Mereka mencocokkan sifat-sifat Muhammad SAW dengan apa yang telah mereka ketahui dari Alkitab.Nabi Muhammad saw menyampaikan dakwah islam kepada mereka dengan membacakan wahyu Tuhan yaitu beberapa ayat Al-Quran. Mereka pun menangis selama menyimak firman-firman Allah SWT yang dibicarakan oleh Nabi saw. Dengan keyakinan teguh,mereka mengikuti seruan Nabi saw dan beriman kepadanya.Mereka sadar bahwa sifat-sifat yang ada pada diri Nabi saw sama persis dengan yang tertera di dalam injil yang telah mereka baca.

      Setelah mereka pamit dari Nabi saw, Abu Jahal dan kawan-kawannya yang menyaksikan kejadian tersebut, menyambut mereka dengan cercaan kotor dan menyakit kan hati.Abu Jahal berkata kepada mereka ,”aku belum pernah menjumpai pendatang dari luar negeri yang lebih bodoh, lebih tolol,dan lebih celaka daripada kalian semua ! Kalian disuruh oleh kaum dan bangsa kalian supaya kalian menyatakan adanya berita yang menerangkan seorang laki-laki yang akalnya sudah berubah ingatannya telah rusak,otaknya miring,yang mengaku menjadi nabi dan rasul Allah. Kedatangan kalian ke tempat ini dengan tidak bertanya-tanya lebih dahulu kepada kami, lalu dengan terburu-buru kalian mempercayai seorang Muhammad ,padahal ia adalah seorang pendusta belaka, Kami lebih tahu siapa Muhammad itu,bukan? Karena kamilah yang lebih dekat dengan Muhammad daripada kalian . Mengapa kalian tergesa-gesa mempercayainya? 

     Sekarang ,kalian telah menjadi pengikutnya sehingga kalian berani meninggalkan agama nenek moyang kalian yang benar dan agama yang dipeluk oleh kaum dan bangsa kalian. Allah mencelakakan kalian! Tidak ada orang yang lebih tolol dari pada kalian!”. Cercaan dan makian Abu jahal dijawab tegas oleh mereka, “ya, kami tidak akan membodoh-bodoh kan kamu. Kamu hendaklah mengerjakan agamamu dan kami hendak mengerjakan agama kami . Ya, mudah-mudahan kamu selamat. Kami tidak akan mengikuti orang-orang yang bodoh!” Lalu Abu Jahal terdiam membisu.

b. Berdakwah ke negri habasyah (ethophia).

    Dakwah ke negri habasyah adalah dakwah yang dilakukan oleh para sahabat Nabi SAW yang hijrah akibat mengalami tekanan kuat dari kaum quraisy mekkah . Peristiwa kaum muslimin ke negri Raja Najasyi ini terjadi dua kali selama masa Nabi SAW di mekkah. Rombongan kaum muslimin dalam hijrah pertama berjumlah lima belas orang,terdiri dari sepuluh orang laki-laki dan lima orang perempuan .Rombongan hijriah kedua berjumlah serratus satu orang ,terdiri dari delapan puluh tiga laki-laki dan delapan belas perempuan.

  •  Utusan Quraisy Menyusul dan menghasut raja habasyah ke Habasyah.

    Mendengar berita bahwa sabagian besar pengikut Nabi Muhammad saw telah hijrah ke negeri Habasyah,kaum kafir quraisy segera mengutus dua orang untuk menyusul ke negeri Habasyah ,menemui Raja Najasyi dan meminta supaya raja mengusir mereka dari negerinya.

     Kedua utusan Quraisy adalah Amr bin Ash dan Amrah bin walid.Mereka berdua membawa banyak perhiasan dan pakaian yang mahal sebagai hadiah kepada Raja Habasyah dan para pembesar istana. Setelah utusan Quraisy sampai di Habasyah mereka menghadap Raja Najasyi seraya bersujud di hadapannya ,kemudian mempersembahkan upeti berupa barang-barang berharga yang mereka bawa dari kota Mekkah. Kedua utusan kafir Quraisy kemudian mulai menyakatan maksud dan tujuan kedatangan. Mereka menyampaikan propanganda bahwa kaum Muslimin Mekkah melarikan diri dan bersembunyi di Habasyah dengan membawa ajaran agama dan keyakinan yang sesat dan membahayakan agama-agama yang dianut kaum Quraisy Mekkah. Kedua utusan memohon kepada Raja Najasyi agar menangkap kaum musllimin dan berkenan menyerahkan mereka kembali kepada kaum Quraisy atau Raja Najasyi mengusir mereka dari negerinya, dengan alasan bahwa islam akan mengancam eksistensi agama yang dianut sang raja dan rakyat nya (agama Nasrani), bahkan mereka bisa membahakan keamanan negeri Habasyah.

  • Raja Habasyah Memanggil Kaum Muslimin.

   Mendengar penjelasan utusan Quraisy, Raja Najasyi memanggil kaum muslimin untuk mendapatkan keterangan yang sebenarnya agar ia bisa mengambil penilaian objektif dan memberikan keputusan yang adil. Setelah kaum Muslimin didatangkan ke hadapan Raja, mereka tidak menyembah (sujud) kepada Raja sebagaimana yang telah dilakukan oleh kedua utusan kafir Quraisy, melainkan mereka berdiri dengan tegap sambil mengucapkan salam penghormatan kepada Raja.

    Utusan Quraisy melontarkan celaan dengan mengatkan bahwa mereka tidak sopan dan tidak menghormati Raja Najasyi .Namun sang Raja tidak menanggapi utusan Quraisy. Raja Najasyi lebih senang mengamati kaum Muslimin yang sedang berdiri dengan penuh wibawa di hadapannya dan memperhatikan gerak gerik mereka masing-masing.

    Raja bertanya kepada kaum Muslimin tentang alasan mereka tidak bersujud kepadanya seperti yang biasa dilakukan orang lain. Ja’far bin Abu Thalib selaku pimpinan dan juru bicara Kaum Muslimin memberikan jawaban bahwa kaum muslimin diak akan bersujud melainkan hanya kepada Allah yang Mahamulia dan Mahatinggi. Allah telah mengutus seorang utusan (Nabi) di antara manusia dan utusan itu menyampaikan bahwa setiap orang tidak diperkenankan bersujud melainkan kepada Allah yang Mahamulia dan Mahatinggi, dan Nabi telah memberitahukan bahwa cara memberi penghormatan ahli surga itu sama. Raja bertanya tentang utusan Allah tersebut (Nabi), ciri-ciri dam sifat-sifatnnya ,tentang keturunan ,kepribadian ,dan pengikutnya,serta beberapa hal yang telah ia ketahui dari Alkitab, Ja’far menjawab semua pertanyaan raja sesuai dengan kebenaran, tanpa mengurangi atau menambahi.

    Sepanjang dialog antara Raja Najasyi dan kaum Muslimin, utusan Quraisy selalu menyela dengan ucapan-ucapan hasutan terhadap Raja. Namun lagi-lagi raja tidak mengindahkan mereka, ia menyimak baik-baik keterangan dari ja’far. Ketika raja menanyakan tentang agama baru yang dibawa utusan Allah kepada mereka, Ja’far menjawab ,”Wahai Tuanku! Kami semula adalah golongan orang-orang bodoh,menyembah berhala ,memakan bangkai ,gemar melakukan kejahatan ,gemar memutus persaudaraan ,jahat kepad tetangga ,yang kuat menganiaya yang lemah,dan demikianlah keadaan kami sehingga Allah mengutus kepada kami seorang utusan (nabi dan rasul) sebagaimana telah diutus oleh Allah beberapa orang utusan kepada orang-orang sebelum kami. Utusan itu dari bangsa kami yang masing-masing kami mengetahui sisislah, kebenaran, kepercayaan, dan terpeliharannya ia dari semua perbuatan yang tidak sepantasnya. Ia berseru(mengajak) kepada kami supaya kami ingat kepada Allah yang Mahatinggi supaya kami mengesakan-Nya dan menyembah kepada-Nya,dan supaya kami melepaskan apa-apa yang disembah oleh orang tua-orangtua kami terdahulu ,sembahan yang selain dari-Nya, yaitu yang terdiri dari batu ,area,dan sebagaimana ia juga memerintahkan kepada kami supaya mendirikan shalat,menunaikan zakat,dan berpuasa . Ia juga memerintahkan kepada kami berkata yang benar,menunaikan kepercayaan orang lain ,mengekalkan persaudaraan ,berbuat baik kepada tetangga,memelihara diri dari perbuatan yang merusakkan dan menumpahkan darah. Ia melarang kami dari semua perbuatan yang buruk dan dia melarang kami memfitnah perempuan yang baik kelakuannya .Oleh sebab itu kami lalu membenarkan nya dan kami percaya kepadanya serta kami selalu mengikuti apa-apa yang telah didatangkan (dibawa) olehnya. Akan tetapi ,ketahuilah bahwa bangsa kami kemudian memusuhi kami supaya kami kembali menyembah berhala dan memboleh kan semua perbuatan yang keji dan mungkar. Sesudah itu ,mereka memaksa dan menganiaya serta menyempit kan kehidupan kami,mereka senantiasa berupaya memisahkan kami dari agama kami,maka kami keluar (pindah) ke negri Tuan dan kami memilih Tuan, dan bukan orang yang lain, serta kami ingin di bawah perlindungan Tuan .Kami selalu mengharapkan bahwa kami jangan sampai teraniaya oleh seorang pun dihadapan Tuan ,wahai Tuanku Raja”[3]

   Yang dimaksud ja’far “dan memerintah kan Nabi kepada kami supaya mendirikan shalat,menunaikan zakat,dan berpuasa,”bukanlah shalat,zakat,dan puasa menurut islam,tetapi maksudnya adalah shalat,zakat ,dan puasa yang pernah diperintahkan (disyariatkan ) oleh Allah SWT kepada para nabi utusan-Nya yang terdahulu,seperti syariat Nabi Ibrahim as .Sebab,sepanjang riwayat agama-agama terdahulu,seperti syariat Nabi Ibrahim as. Sebab sepanjang riwayat agama-agama terdahulu,shalat, zakat, puasa dan haji juga telah diwajibkan terhadap umat para nabi dan rasul terdahulu. Nabi Muhammad saw memerintahkan hal yang sama demi mengikuti syariat(agama) para nabi terdahulu sebelum datang syariat khusus buat umatnya pada masa selanjutnya,sebagaimana shalat lima waktu misalnya disyariatkan oleh Allah kepada umat Nabi Muhammad saw pasca peristiwa Isra’ dan Mi’raj,sedangkan zakat dan puasa disyariatkan setelah Nabi saw dan kaum Muslimin hijriah ke Madinah.

  • Raja Habasya Masuk Islam.

    Setelah Raja Habasyah mendengar dan memperhatikan semua penjelasan Ja’far dengan jelas,lalu kembali ia bertanya ,”Apakah ada padamu sesuatu (firman Allah) yang didatangkan oleh utusan itu? “Ja’far menjawab dengan tegas ,”Ya.” Raja lalu berkata,”Coba bacakan kepadaku.” Ja’far lalu membaca ayat dari firman Allah yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw:



D. BERDAKWAH DI KOTA YATSRIB (MADINAH)


    Sepuluh tahun Nabi Muhammad Saw berdakwah di mekkah. Sebagian kaum kafir Quraisy mengacuhkan dakwah Nabi Saw. Mereka menyambut Nabi Saw dengan ejekan, hinaan, dan penistaan terhadap keyakinan yang benar. Nabi Saw dan kaum muslimin kerap kali menghadapi intiidasi dan perlakuan kasar dari mereka. Walaupun demikian, Nabi Saw tidak putus asa dalam menjalankan tugasnya sebagai rasul yang harus menyampaikan wahyu kepada seluruh umat manusia, tanpa melihat pada ras dan derajat manusia dan tanpa memperdulikan beratnya rintangan dakwah. Setiap hari Nabi Muhammad Saw dan kaum muslimin berdakwah tanpa lelah. Seluruh potensi yang dimiliki oleh kaum muslimin baik pengorbanan jiwa, harta, dan raga di kerahkan demi kepentingan agama Allah SWT. Penduduk mekkah yang mengikuti seruan Nabi Saw, sebagian besar berasal dari kalangan dhuafa, kaum budak, dan rakyat biasa. Hanya segelintir saja yang berasal dari kalangan hartawan, bangsawan dan intelektual, seperti Abu bakar dan usman bin affan. Setelah sepuluh tahun berdakwah di mekkah, dakwah Nabi pun beralih strategi, semula berdakwah secara personal, kemudian dakwah Nabi pun berkembang terbuka untuk umum. Pada suatu kesempatan strategis, dakwah akhirnya mulai di arahkan kepada para pendatang dan penziarah dari luar kota mekkah yang akan menunaikan ibadah haji pada musim haji. Nabi memanfaatkan musim haji sebagi momentum strategis untuk menyiarkan islam lebih intens lagi. Melalui pendekatan persuasive bernuansa kekeluargaan dan persahabatan, Nabi Saw menyampaikan islam kepada para tamu Allah Swt. 



a. Mengislamkan beberapa orang madinah.


       Pada tahun ke-11 kenabian Nabi saw berteu dengan enam orang dari madinah di bukit Aqabah Mina. Mereka keturunan khazraj. Nabi berdakwah dengan merekan dengan cara menyapa mereka dan berbincang-bincang dengan mereka. Kemudian Nabi saw membacakan ayat-ayat Al-qur’an, alu mereka mulai tertarik dan menyatakan diri masuk islam dan beriman kepada Allah swt dan Rasulnya. Ke enam orang tersebut adalah As’ad bin zurarah dari Bani an-najjar,Rafi bin malik dari Bani Zuraiq,Auf bin harits dari bani an-najjar,Quthbah bin amir dari bani salamah, uqbah bin amir dari bani hiram,dan jabir bin abdiwah dari bani ubaid.


b. Baiat aqabah pertama.

    Setelah keenam orang kembali ke madinah, mereka menyiarkan keislaman mereka kepada penduduk madinah.mereka menceritakan adanya seorang nabi dan rasul terakhir yang di bangkitkan di kota mekkah.

     Pada musim haji berikunya, yaitu tahun ke-12 dari kenabian, sesuai janji para pemeluk islam di madinah, lima dari enam orang itu datang kembali ke mekkah bersama dengan orang-orang madinah lainnya sebanyak tujuh orang. Di bawah bukit aqabah, Nabi Muhammad saw membacakan ayat-ayat Al-qur’an kepada mereka. Mereka menyatakan keimanannya kepad Allah Swt dan Rasulnya.kemudian masing-masing mereka dibaiat oleh Nabi saw.

Adapun isi dari Baiat Aqabah pertama adalah sebagai berikut:

1. Hendaklah kalian menyembah Allah yang Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

2. Janganlah kalian mengambil hak orang lain tanpa izin.

3. Janganlah kalian melakukan zina.

4. Janganlah kalian membunuh anak-anak.

5. Janganlah kalian berdusta.

6. Janganlah kalian menolak kebaikan.

7. Hendaklah kalian mengikuti Nabi saw dalam suka maupun duka.

8. Hendaklah kalian mengikuti Nabi saw baik dalam kondisi terpaksa maupun tidak.

9. Janganlah kalian berbantah-bantahan (menuduh orang sebagai kafir), kecuali jika ada bukti kebenarannya yang menunjukkan kekafiran tersebut.

10. Hendaklah kalian mengatakan kebenaran di mana saja dan tidak takut terhadap hinaan orang kafir dalam menjalankan ajaran Allah. 



Sebagai penutup baiat, Nabi saw. Bersabda :

“ Hendaklah kalian menepati janji ini. jika kalian menepati, kelak kalian akan menerima balasan dari Allah . Barangsiapa menyalahi janji, semua persoalan diserahkan kepada Allah semata ” 


    Setelah mereka di baiat oleh rasul, mereka di tugasi rasul untuk berdakwah kepada kaum/golongan mereka agar kaum/golongan mereka memeluk agama Allah swt.

Rasulpun bersabda: 

“ kalian menjadi penanggung jawab atas kaum kalian, seperti tanggung jawab kaum hawari (penolong nabi isa) kepada Nabi Isa bin maryam. Adapun aku yang bertanggung jawab atas kaumku”. 


c. Baiat Aqabah kedua.

     Pada musim haji berikutnya, yaitu pada tahun ke-13 dari kenabian, banyak penduduk madinah yang ingin menjalankan ibadah haji, baik kaum musyrikin maupun kaum muslimin. Mush’ab bin umair telah mengirim berita kepada Nabi mengenai hal ini. Penduduk madinah yang datang ke mekkah pada waktu itu berjumlah lebih dari lima ratus orang. Dikabarkan pula oleh beliau bahwa ia juga hendak kembali ke mekkah bersama dengan seorang dari pemimpin kaum musyrikin madinah yang ternama, yaitu Abdullah bin hiram. Mush’ab juga memohon kepada Nabi Saw agar pada hari tasriq yang akan datang, ia bersedia berkunjung ke bukit Aqabah.

    Setelah kaum muslimin dari madinah bertemu Nabi saw di mekkah, ia mememrintahkan bahwa jika mereka telah selesai mengerjakan ibadah haji di padang Arafah, agar segera berangkat meninggalkan padang arafah setelah matahari terbenam supaya mereka sampai di bukit Aqabah pada waktu tengah malam, ia juga memerintahkan agar mereka tidak datang beramai-ramai sehingga tidak membangunkan orang-orang yang sedang tidur dan tidak menanti orang lain yang terlambat atau yang sedang berpergian. Tujuan perintah tersebut agar kedatangan mereka tidak terdengar dan tidak terlihat oleh kaum musyrikin quraisy yang juga sedang melaksanakan haji.
Mereka datang berjumlah tujuh puluh tiga laki-laki dan dua orang perempuan jadi, jumlah keseluruhan mereka adalah tujuh puluh lima orang, terdiri dari enam puluh dua laki-laki dari golongan khazraj dan sebelas laki-laki dari golongan aus dan dua orang perempuan dari golongan khazraj, yaitu Nusaibah binti Ka’ab dari Bani an- Najjar dan Asma binti Amer dari bani Salamah. Mereka berkumpul di bukit aqabah dengan Nabi Muhammad dan paman Nabi, yakni Abbas. Abbas belum memeluk islam pada masa itu, tetepi rasa sayangnya kepada Nabi saw dan keingginannya ikut menguatkan seruan dakwah mendorong ia datang ke tempat tersebut. Nabi Muhammad saw membaiat tujuh puluh lima orang tersebut. Isi baiat aqabah kedua sama dengan baiat aqabah pertama, tetapi pada akhir baiat Nabi saw menutup dengan pernyataan : “Dan supaya kalian menolongku, menjagaku bila aku datang sebagaimana kalian menjaga diri sendiri , perempuan-perempuan kalian,dan anak-anak kalian. Maka bagi kalian surgalah balasan dari tuhan.” Semua yang hadir menerima baiat kedua ini dengan suka cita. Baiat ini kemudian disebut oleh ahli sejarah sebagai baiat Aqabah kedua atau baiat aqabah akbar.


d. Mengirim Da’i pertama ke madinah.

     Nabi Muhammad menerima kedatangan dua orang utusan dari golongan Aus dan Khazraj. Mereka adalah Mu’adz bin Arfa (aus) dan Rafi bin malik (khazraj). keduanya
di utus oleh kaumnya masing-masing yang telah memeluk agama islam di madinah. Keduanya memberitahukan kepada Nabi Saw banyak orang madinah yang ingin masuk islam. Mereka menyampaikan pula tentang adanya perselisihan di antara orang-orang islam sendiri dalam hal imam shalat jama’ah. Dari golongan Aus dan golongan khazraj, mereka berebut posisi imam shalat. Golongan aus dalam shalat jama’ah tidak mau di imami oleh orang khazraj, sebaliknya golongan khazraj tiding senang berimankan orang dari golongan aus. Oleh karena itu dari kedua golongan tersebut masing-masing mengutus orang untuk menghadap Nabi Saw. Mereka meminta agar Nabi saw segera mengirimakan orang yang dapat di percaya ke madinah untuk menjadi imam shalat dan memberi pelajaran tentang agama islam kepada orang-orang yang telah memeluk, hendak memeluk dan belum memeluk agama islam. Karena permohonan mereka sangat penting, maka Nabi Saw segera mengirim dua orang da’I islam yang dapat di percaya kepandaianya dalam hal hukum-hukum islam, bacaan Al-Qur’an, dan ketaatannya kepada Allah swt da Rasul-Nya. Kedua orang itu ialah Mus’ab bin umair dan Abdullah bin ummi maktum. Setelah keduanya sampai di madinah, mereka menjadi imam shalat jamaah dan mubaligh islam yang memberikan pengajaran islam kepada penduduk madinah. 

      Penduduk madinah makin banyak memeluk agama islam. Dan antara golongan aus dan khazraj makin tampak bersatu dan hingga akhirnya rasa permusuhan diantara mereka sirna dan berganti dengan menguatnya nilai-nilai persaudaraan muslim.




E. BERDAKWAH KE BERBAGAI NEGERI.

    Sekian lama Nabi saw berdakwah di wilayah seputar mekkah dan madinah, mengadakan perjanjian-perjanjian damai dengan kaum musyrikin dan kaum yahudi, namun seringkali perjanjian itu dikhianati orang-orang non muslim tersebut. Mereka secara sepihak selalu mengingkarinya. Kondisi tersebut menimbulkan kekecewaan dan kejenuhan di kalangan kaum muslimin. Kemudian Nabi saw memutuskan untuk mengembangkan dakwah islam ke mancanegara agar tersebar ke seluruh penjuru dunia. Kebijakan dakwah baru Nabi Saw ini menyalakan kembali semangat para sahabatnya untuk berjuang bersama menyerukan agama Allah Swt kepada segenap umat manusia.

  • Mengirim utusan dan surat dakwah kepada raja-raja atau wakilnya

   Nabi Muhammad Saw mengajak para sahabat untuk bersikap istiqamah (komitmen) berjuang bersama Nabi Saw dan bersedia diutus atau dikirim kepada para raja bangsa-bangsa lain untuk menyampaikan surat dakwah dan kebenaran agama Allah. Perintah Allah dan Rasul-Nya selalu disikapi mereka dengan penuh ketaatan.

    Berikut adalah nama-nama para raja atau pemimpin negeri yang menerima surat dakwah Nabi Muhammad Saw:

1. Kaisar romawi timur, kaisar Heraklius. Pembawa surat dakwah Nabi kepada kaisar romawi adalah Dihyah bin khalifah al-kalbi.

2. Raja Persia, Raja Kisra Abrawaiz. Surat dakwahnya di bawa oleh Abdullah bin huzafah as-sahmi.

3. Raja Habasyah, Raja Najasyi (negus). Surat dakwahnya di bawa oleh Amr bin umayyah adh-dhamri.

4. Gubernur mesir, Muqauqis. Surat dakwahnya di bawa oleh hathib bin abi balta’ah al-lakhmi.

5. Wakil kaisar romawi di damaskus, Al-harits bin abi syammar al-ghassani. Utusan Nabi Saw yang membawa surat dakwahnya adalah Syujak bin wahab al-asadi.

6. Raja Bahrain, munzir bin sawa. Al-alaa bin Al-hadhrami sebagai pembawa surat dakwahnya.

7. Raja yamamah, hauzah bin ali. Utusan yang membawa surat dakwahnya adalah Salith al-amiri.

8. Amir (pemimpin) bashrah .surat dakwahnya di bawa oleh Al- harits bin umair al-azadi.

9. Pemimpin bani Khuza’ah, Rifa’ah bin zaid, langsung dari Nabi Muhammad Saw untuk di sampaikan kepada kaumnya. 

     Sikap para raja atau penguasa negeri-negeri beragam saat menerima surat-surat dakwah dari Nabi Muhammad Saw. Ada yang menyambut seruan Nabi Saw itu dengan penuh haru dan suka cita lalu memmeluk islam, ada yang bersikap acuh, dan ada pula yang marah lalu membunuh utusan Nabi Muhammad Saw yang membawa surat dakwah. 



A.KESIMPULAN


     Dakwah Rasulullah SAW di makkah pada awal nya secara sembunyi-sembunyi dan kemudian setelah banyak orang orang quraisy yang masuk islam maka dakwah Rasulullah saw mulai terang terangan .strategi dakwah Rasulullah secara terang terangan yaitu Rasulullah berdakwa di madinah dan di makkah dengan melaksanakan beberapa pertemuan dan melaksanakan beberapa perjanjian dan peperangan.sedangkann strategi dakwah rasulullah secara sembunyi sembunyi yakni dengan cara rekruitment dan dakwah dengan keluarga sendiri terlebih dahulu.

B.SARAN

     Alhamdulillah berkat rahmat allah dan hidayah allah kami dapat menyelesaikan makalah ini.dan kami harapkan kepada pembaca agar dapat meniru strategi dakwah nabi dan dapat mempelajarinya.dan dari makalah kami semoga pembaca dapat menganalisis kembali makalah kami serta menambah hal hal yang kurang.



FOOTNOTE
  1. Prof. Dr. Nabilah lubis,MA. ENSIKLOPEDIA NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI UTUSAN ALLAH.(Jakarta : PT.LENTERA ABADI,.2011).
  2. Tasir al misbah,quaisy shihab, voume 7
  3. Prof. Dr. Nabilah lubis,MA. Bab VI Tahapan Dakwah Nabi Muhammad Saw. .(Jakarta : PT.LENTERA ABADI,.2011).

DAFTAR PUSTAKA



Ensiklopedia Nabi Muhammad,2011

Azra.Azrumardi,Khan,Maulana Wahiddudin,Muhammad Nabi Untuk Semua,jakarta

Soenarjo,Al Quran dan terjemahan 

Quraisy Shihab,Tafsir Al Misbah,vol 7




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Periwayatan Hadis : pengertian, cara periwayatan, macam-macam periwayatan, sejarah periwayatan hadits pada masa nabi, masa sahabat, masa tabi'in.

Analytical exposition dan hortatory exposition

PERBANDINGAN HUKUM TATA NEGARA INDONESIA DENGAN KOREA SELATAN