Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Pancasila: sejarah pancasila, pengertian pokok, dan hubungan pancasila dengan UUD 1945

Gambar
PANCASILA     A.     PANCASILA DALAM SEJARAH BANGSA INDONESIA Pancasila sebagai dasar negara republic Indonesia sebelum disahkan pada 18 Agustus 1945 oleh PPKI, NIlai-nilai tersebut telah ada pada bangsa sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara yang berupa Nilai-nilai Adat istiadat, Kebudayaan serta nilai-nilai Religius. Nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila. Proses perumusan Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam Sidang-sidang BPUPKI pertama, siding panitia “9” sidang BPUPKI ke dua, serta akhirnya disahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia. Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara. [1]     B.      PENGER

Periwayatan Hadis : pengertian, cara periwayatan, macam-macam periwayatan, sejarah periwayatan hadits pada masa nabi, masa sahabat, masa tabi'in.

Periwayatan Hadist     A.Pengertian Periwayatan Hadist Hadist Nabi yang terhimpun dalam kitab-kitab hadist, misalnya  shahih al- Bukhori  dan  shahih Muslim,  terlebih dahulu telah melalui proses kegiatan yang di namai dengan  riwayat al-hadist  atau  al-riwayat,  yang dalam bahasa indonesia dapat diterjemahkan dengan periwayatan hadist atau periwayatan. Sesuatu yang diriwayatkan, secara umum juga biasa disebut dengan riwayat. [1] Menurut istilah ilmu hadis, yang dimaksud dengan al-riwayat atau periwayatan hadis ialah kegiatan penerimaan dan penyampaian hadist, serta penyandaran hadis itu kepada rangkaian para periwayatnya dengan bentuk-bentuk tertentu. Seseorang tidak berhak meriwayatkan hadis tersebut apbila menghilangkan kata-kata atau menambahkan atau kata-katanya sendiri, sehingga tereproduksilah hadist-hadist yanh hanya sesuai dengan pemahamannya sendiri mengenai hadis-hadis tersebut. [2] Orang yang telah menerima hadis dari seorang periwayat , tetapi dia tidak menyamp